Pages

Thursday, April 1, 2010

Korban Titanic Dan Lororng Waktu!

DUA orang korban musibah Kapal
Titanic pada tahun 1912, tiba-tiba
muncul dalam keadaan masih hidup.
Secara fisik mereka tidak berubah
persis seperti semula.
Teori lorong waktu telah
menjawabnya. Misteri peristiwa
yang terjadi beberapa tahun yang
lalu, dan yang membuat gempar
adalah nasib mujur kemunculan
kembali korban Kapal Laut Titanic
yang masih hidup. Di antara kedua
korban yang beruntung ini, yang
satu adalah seorang penumpang
wanita yang ditemukan pada tahun
1990, dan lainnya lagi adalah seorang
kapten kapal Titanic yang ditemukan
pada tahun 1991. Kapten kapal Smith
ditemukan pada tanggal 9 Agustus
1991, setahun setelah ditemukannya
seorang korban yang beruntung
bernama Wenny Kathe, dia
diselamatkan dari atas gunung es.
Selama berpuluh-puluh tahun
hanyut terapung-apung di atas
lautan, namun tidak membuatnya
kelihatan tua dan lemah, Kapten
Smith yang meskipun telah berusia
139 tahun, namun masih tampak
seperti orang yang berusia 60 tahun
lebih, dan bahkan dia masih
menganggap bahwa saat itu adalah
masa-masa sekitar tenggelamnya
Kapal Titanic pada tanggal 15 April
1912. Melalui identifikasi sidik jari yang
masih tersimpan dalam catatan
pelayaran laut, maka bisa dipastikan
identitas Kapten Smith. Seorang lagi
korban musibah Kapal Titanic,
Wenny Kathe yang berusia 29 tahun
diselamatkan di atas gumpalan es
Samudera Atlantik Utara pada
tanggal 24 September 1990. Namun
yang membuat orang terkejut adalah
sejak dia hilang pada tahun 1912
hingga sekarang, tidak terlihat tanda-
tanda tua sedikitpun juga. Dia
ditemukan dan diselamatkan di atas
gumpalan es 363 km barat daya
Islandia.
Kantor pelayaran telah menemukan
daftar nama penumpang Kapal
Titanic dan menegaskan keaslian
identitas dirinya. Smith, kapten kapal
Titanic dan penumpangnya Wenny
Kathe adalah saksi hidup orang
hilang yang muncul kembali melalui
lintasan lorong waktu. Oleh karena
mereka menghilang dan muncul
kembali secara misterius, maka hal
ini sangat menarik perhatian orang
banyak. Ilmuwan Amerika Ado
Snandick berpendapat, mata
manusia tidak bisa melihat
keberadaan suatu benda dalam
ruang lain, itulah obyektifitas
keberadaan lorong waktu. Dalam
sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat
terbang dan lain-lain sebagainya
yang hilang secara misterius seperti
yang sering kita dengar di perairan
Segitiga Bermuda, sebenarnya
adalah masuk ke dalam lorong
waktu yang misterius ini.
Dalam penyelidikannya terhadap
lorong waktu, John Buckally
mengemukakan teori hipotesanya
sebagai berikut. Pertama, obyektifitas
keberadaan lorong waktu adalah
bersifat kematerialan, tidak terlihat,
tidak dapat disentuh, tertutup untuk
dunia fana kehidupan umat manusia,
namun tidak mutlak, karena
terkadang ia akan membukanya.
Kedua, lorong waktu dengan dunia
manusia bukanlah suatu sistem
waktu, setelah memasuki
seperangkat sistem waktu, ada
kemungkinan kembali ke masa lalu
yang sangat jauh, atau memasuki
masa depan, karena di dalam lorong
waktu tersebut, waktu dapat bersifat
searah maupun berlawanan arah,
bisa bergerak lurus juga bisa
berbalik, dan bahkan bisa diam
membeku. Ketiga, terhadap dunia
fana (ruang fisik kita) di bumi, jika
memasuki lorong waktu, berarti
hilang secara misterius, dan jika
keluar dari lorong waktu itu, maka
artinya adalah muncul lagi secara
misterius.
Disebabkan lorong waktu dan bumi
bukan merupakan sebuah sistem
waktu, dan karena waktu bisa diam
membeku, maka meskipun telah
hilang selama 3 tahun, 5 tahun,
bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya
sama seperti dengan satu atau
setengah hari. Dalam ajaran Buddha
terdapat satu bait penuturan:
“ Bagaikan sehari di kahyangan, tapi
rasanya sudah ribuan tahun lamanya
di bumi, ” tampaknya memiliki
makna kebenaran yang sangat
dalam.

No comments:

Post a Comment